Monday, March 22, 2010

Sistem Cuti Melahirkan di Norway (bagian 2)

Baiklah, sekarang bumil posting tunjangan nomor 2. Kemaren2 ga sempet update blog karena pekerjaan lembur plus barusan minggu kemaren ambil cuti dikit liburan ke Dublin, Irlandia. Ceritanya nanti yah .

Ok mengenai tunjangan per bulan buat orang tua si bayi dlm rangka kelahiran (foreldrepenger ved fødsel), tunjangan ini dimaksudkan untuk mensupport pendapatan ortu (bisa ayah, bisa ibu, bisa ayah&ibu) si baby selama masa cuti dr pekerjaan mereka sehubungan dengan kelahiran baby. Untuk bisa mendapatkan tunjangan ini, maka ortu musti punya pekerjaan minimal 10 bulan sebelum masa tunjangan berlaku.

Secara ringkas begini, selama si ortu mengambil cuti melahirkan, maka tentu dia tidak bekerja di kantor kan, nah jadinya kantor NAV inilah yg akan memberikan tunjangan/support buat ortu selama mengambil cuti. Ada 2 pilihan yg mulai berlaku sejak 1 Juli 2009:
Apabila memilih support sebesar 100%, maka maksimum cuti melahirkan (combine cuti ibu+ayah) adalah 46 minggu.
Apabila memilih support sebesar 80% maka maksimum cuti melahirkan (combine cuti ibu+ayah) adalah 56 minggu.

Besarnya support yg diberikan oleh NAV ini sangat bergantung pada gaji bulanan baik si ayah atau si ibu (atau dua-duanya). NAV memiliki “kalkulator” perhitungan yg disediakan di website mereka, jadi para ortu bisa ngitung nih dapatnya berapa per bulan begitu. Biasanya, support bulanan yg diberikan oleh NAV sih lebih rendah dr gaji yg didapatkan biasanya dari kantor krn ya ada platform maksimumnya. Maka hal ini tergantung kebijaksanaan si kantor tempat ortu bekerja, apakah mereka memiliki policymenambah” support dari NAV sehingga support yg diterima oleh si ortu besarnya sama dengan gaji mereka per bulan di kantor begitu (ini kalo misal memilih support 100% ya, kalo 80% ya jelas gaji akan berkurang menjadi 80% dari gaji biasanya). Puji Tuhan nih, kantor saya punya policy tersebut. Jadi NAV akan membayar support mereka ke kantor kami, dan selanjutnya kantor akan “menambah” support dari NAV untuk menggenapi 100% gaji normal atau 80% gaji normal.

Maka urusan memilih 100% atau 80% ini kudu dibicarakan dulu dengan pasangan kita dan selanjutnya membicarakan dengan manager kantor gitu. Barulah kita mengajukan formulir ke NAV dan juga ke kantor. Sekali kita memutuskan besarnya support yg kita pilih, maka itu sudah ga bisa diubah lagi.

Mengenai masalah masa cuti, dari 2 pilihan tsb diatas baik 46 minggu atau 56 minggu, maka 3 minggu sebelum tanggal termin adalah haknya si bumil. Kemudian 6 minggu setelah melahirkan jg hak bumil. Kemudian si ayah memiliki hak jatah cuti minimum 10 minggu. Maka sisanya silahkan dibagi sendiri oleh si pasangan ybs.

Nah, bagaimana dengan pilihan saya dan suami yg sama2 bekerja? Kami sepakat untuk mengambil support 100% sehingga total cuti melahirkan akan menjadi 46 minggu walopun tadinya mempertimbangkan ambil support 80% karena jatah cuti menjadi 10 minggu lebih banyak. Tetapi setelah tanya sana sini, terutama dari rekan-rekan kantor, maka kami akhirnya memilih 100% support dengan konsekuensi 46 minggu. Namuuun, kami mengajukan ke manager supaya saya bisa ambil cuti bekerja tanpa gaji (tapi keep position yah) untuk menutup kekurangan 10 minggu itu. Puji Tuhan, disetujui oleh manager. Oh ya, sebetulnya jatah cuti melahirkan itu masih ditambah dengan jatah liburan 5 minggu yg kami peroleh dari kantor tiap tahunnya. Hihihihi, jadi tahun ini saya punya jatah liburan 5 minggu, si suami jg punya 5 minggu kemudian ditambah dengan cuti melahirkan yg total 46 minggu+10minggu tanpa gaji (buat saya). Asiik .

Lucunya yah, ketika saya dan suami membincangkan masalah cuti ini, naaah si suami minta jatah cutinya ditambah alias dia pengen dapat lebih dari 10minggu. Weee, kok nambah sih? Tapi memang sih seperti yg sudah saya tulis di atas, memang sah-sah saja bagaimana si ortu akan ”bagi” jatah cuti melahirkan. Tadinya sih, saya ogah kasih ke suami kan udah mayan tuh 10 minggu (plus sebetulnya juga dia ada ekstra 2 minggu dari kantor kami dlm rangka cuti dibayar kantor untuk mendampingi istri sesudah masa melahirkan. 2 minggu ini di luar jatah 10 minggu dia) Jadi total dia betulnya dapat 12 minggu. Cuman okelah balik ke 10minggu tadi itu, dia pengen ditambah, alasannya ya tentu saja pengen juga ikut urus anak dan rumah sementara saya bekerja. Setelah saya pikir2, tidak ada salahnya, toh juga ini baik buat hubungan ayah dan anak plus dia jadi tau gimana ngurus anak & rumah, jd ada pengalaman sekaligus juga merasakan langsung proses mendampingi baby.

Baiklah, singkatnya saya yang lagi good-mood saat itu…halah! Akhirnya setuju kasih lebih, prosesnya jelas melalui tawar-menawar dengan kompensasi yg mengenakkan buat kami berdua hehehe…teteuuup! Sehingga suami saya akan mendapatkan “tambahan” 5 minggu, jadi kuota dia dari 10 minggu menjadi 15 minggu. Wewww, dia seneng sekali rupanya..saya pun senang kok. Ga pa-pa kasih lebih ke dia, toh positip aja hasilnya.

Jadi begitulah, barusan kemaren saya dapat surat dari NAV yg intinya menyetujui permohonan masa cuti saya dan suami. Puji Tuhan. So, officially saya akan kerja sampe minggu ini saja di kantor jadi sampe besok Jumat, 26 Maret 2010. Setelah itu, berhubung kantor kami memberikan libur full 1 minggu dalam rangka Paska’an so lumayan kan, habis itu saya udah akan bersiap-siap liburan panjang.

Oh ya mengenai tunjangan nomor 3 dan 4, rasanya ceritanya dikit banget yg bisa saya sharing karena saya ga fokus mencari informasi mengenai tunjangan no. 3 & 4 itu. Tapi pada intinya, tunjangan no. 3 hampir mirip dengan tunjangan no. 2 cuman jumlah waktunya tidaklah sepanjang tunjangan no. 2.

Sedangkan tunjangan no. 4, ketika si ayah atau si ibu tidak memiliki hak untuk mendapatkan cuti melahirkan (tidak bekerja atau belum full kerja selama 10 bulan sebelum masa tunjangan berlaku) maka setelah si ibu melahirkan baby, NAV akan memberikan tunjangan yang diberikan langsung sekaligus kepada ortu si baby. Besarnya lumayan buangeeet kalo di rupiahkan, dan enaknya lagi tunjangan tersebut bebas pajak.

So, begitu deh cerita mengenai beberapa macam tunjangan dalam rangka melahirkan/adopsi di Norway sini. Semoga bisa bermanfaat buat pembaca.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

Saturday, March 13, 2010

Sistem Cuti Melahirkan di Norway (bagian 1)

Di Norway sini ada sebuah dinas pemerintahan yang tugasnya mengurus masalah sosial di bidang pekerjaan dan kesejahteraan (keluarga, pensiun dan kesehatan). Nama dinas tersebut adalah NAV (Arbeids- og velferdsetaten). Nah, dalam rangka hamil dan melahirkan buat bumil yang bekerja ini, maka tentu cuti melahirkan dari kantor merupakan bagian yang penting buat saya ketahui. Mari silahkan dibaca ceritanya yah.

Pemerintah Norway melalui NAV, memberikan fasilitas tunjangan kepada bumil (dan juga suami) dalam rangka kehamilan ataupun adopsi anak. Beberapa fasilitasnya adalah:

Tunjangan buat bumil selama masa kehamilan = Uang kehamilan (Svangerskapspenger)
Tunjangan per bulan buat orang tua si bayi dlm rangka kelahiran (Foreldrepenger ved fødsel)
Tunjangan per bulan buat pasangan yang mengadopsi anak (Foreldrepenger ved adopsjon)
Tunjangan kelahiran atau adopsi yang diberikan langsung sekaligus (Engangsstønad ved fødsel og adopsjon)

Di bagian 1 ini saya akan ceritakan tentang tunjangan nomor 1 dulu deh hehehe, takut kepanjangan posting ntar bosen. Monggo silahkan dibaca:

Svangerskapspenger
Pada intinya, tunjangan ini diberikan kepada bumil yang sehat yang tidak dapat melanjutkan pekerjaan selama kehamilan karena dikawatirkan dapat menimbulkan masalah kesehatan baik bagi bumil atau bagi si janin/baby. Misalnya nih, si bumil kerjanya menyangkut urusan bahan2 kimia, bumil kelelahan dlm bekerja (jam kerja terlalu lama, beban kerja berat), atau kondisi psikologis bumil. Untuk bisa mendapatkan tunjangan ini, bumil musti sudah bekerja min. 1 bulan di tempat pekerjaannya.

Bidan atau dokter yang menangani si bumil adalah pihak yang berperan penting untuk menentukan keputusan apakah si bumil ini bisa mendapatkan tunjangan ini berdasarkan pemeriksaan mereka. Jadi formulir untuk tunjangan ini musti diisi+ditandatangani sama bidan atau dokter kemudian jg kudu ditandatangani sama pihak kantor bumil (manager atau bos) baru diserahkan ke bagian personalia kantor untuk dikirimkan ke kantor NAV.

Akhir Februari kemaren, saya mengajukan tunjangan kategori ini ke NAV. Jadi, pemeriksaan pas bulan Februari kemaren sama bu bidan, saya mengeluh kalo saya sekarang susah tidur (insomnia). Badan sih cape tp ga bisa bobo, trus juga idung bumpet melulu, panggul sakit, plus juga sedikit kondisi psikologis saya yg kurang tenang..aiih bahasanya! Habisnyaa, suami saya kebetulan dapat tugas ke luar Norway melulu mulai akhir Januari sampe bulan ini (Malaysia, Irlandia, dan Filipina). Saya merasakan cukup berat lah ditinggal sama suami tugas sana sini, bukan karena saya manja tapi kondisi psikologis memang jujur saja cukup mempengaruhi saya di kehamilan semester akhir ini. Tadinya sudah coba mencari pengganti teman kantor yg bisa handle kerjaan dia, cuman masalahnya si klient dari Irlandia ini cucok sama suami, jadi ya wes suami saya musti yg berangkat. Sekilas memang dilema juga, disatu pihak saya bangga & mendukung karir suami, tapi di lain pihak, kalo nuruti ego ga pengen rasanya dia pergi2 jauh, jadi saya dan baby musti sabar dan tegar selama dia tugas. Loh, malah curhat .

Aniwei, back to topic ini. So, formulir yg ditandatangani sama ibu bidan, menjelaskan bahwa saya kudu mendapatkan pengurangan jam kerja sebesar 25% (tadinya ditawari lebih sih..ah cuman saya ga kemaruk ah, saya bilang: coba dulu dengan 25% ini kalo kurang ntar saya minta lagi gitu). Jadi, jam kerja saya yang sehari awalnya/normal 8 jam sekarang jadi 6 jam. Nah, konsekuensinya adalah, pihak kantor akan memberikan gaji ke saya sebesar 75% dari gaji normal saya sedang yg 25% dibayari oleh pihak NAV ini. Policy di kantor saya untuk urusan ini sih, kantor tetep bayar 100% gaji ke saya, cuman dalam pembukuan mereka, mereka keluarkan 75% dr kas & menerima 25% dari NAV. Asik juga biar ga usah ribet di bumil.

Jadi begitulah, saya notabene mulai berkurang jam kerja-nya, minggu pertama Maret kemaren mulus deh, pulang cepet...eeeh minggu ini yang baru saja lewat, malah kerja'an musti cepet2 dibereskan...waks...beberapa hari saya lembur jadinya parah...deh. Ok, kurang 2 minggu lagi saya cuti panjang...mencoba akan relax.

Sip, postingan berikutnya mengenai Tunjangan nomor 2...ditunggu.

Labels: , ,

--------------------oOo--------------------

Monday, March 08, 2010

Mitos bawaan bumil ???

Ceritanya begini, kemaren minggu sore saya dan suami saya memutuskan untuk makan malam di luar. Nah, tadinya pengen makan di resto Mikrobryggeri yg punya menu bacalhau (menu ikan cod yang dimasak pake saus tomat n irisan kentang). Kalo penasaran pengen tahu lebih lanjut tentang bacalhau silahkan diklik disini. http://en.wikipedia.org/wiki/Bacalhau

Aniwei, ternyata setelah kita cek ke website restonya, eh ada note kalo hari minggu kemaren itu dapurnya tutup..sigh! Jadi musti cari alternatif laen. Setelah diskusi, akhirnya kita putuskan untuk makan di salah satu resto Vietnam tempat favorit kita di Trondheim sini. Beberapa kali kita makan di resto tersebut dan selalu puas, selain makanannya enak, harganya pun ga mahal, si pemilik resto orangya ramah, dan letaknya deket sama tempat parkir pula jd praktis.

Jadi meluncurlah kami kesana, sampai di resto kira2 j17an-lah. Resto lumayan rame juga nih. Dan ups wah setelah kita lihat papan di resto itu, oh yaaa hari minggu mereka ada menu buffet (Søndagsbuffet) dari pkl 15-19. Ini artinya, makan sepuasnya dari menu buffet dengan membayar harga 165 NOK/orang. Dari menunya terdapat 10 ragam masakan (sup peking, ayam goreng, ikan goreng, cumi goreng, bakmi, nasgor, lumpia vietnam, ayam masak brokoli, daging sapi masak asam manis, dan ayam masak jahe) plus nasi hangat dan juga 2 macam dessert (agar2 strowberry + saus vanila dan caramel puding beserta sausnya) dan kopi gratis. Wah, wah menarik pikir kami. So langsung saja kami memulai .

Pada saat saya mengambil makanan (sesi ke 2), eh tiba2 istri pemilik restoran, dia tanya ke saya apakah saya bersedia membantu dia. Tentu saja percakapan dlm bahasa norsk nih. Trus saya yg rada bingung & kaget, errr bantu apa ya? Trus si ibu itu bilang, bisa engga kalo kamu injek kaki suami saya tapi jangan bilang apa2 ke dia? Lah?? Saya kan jadi bingung Memang sih antara saya & suami saya kenal sama si ibu & pemilik resto itu, karena ya itu tadi beberapa kali makan disana. Cuman moso tiba2 saya nginjek kaki bapak pemilik resto itu siih tiba2 pula? Trus saya bilang, memangnya kenapa kok saya suruh nginjek kaki suaminya? Si ibu bilang, iya soalnya suaminya lagi sakit pinggang. Dia pake bilang, please yah tolong.

Wewww, saya langsung nangkep deh. Ini pasti ada hubungannya dengan mitos di kalangan orang Vietnam sana sih, bagi orang yg sakit pinggang kalo diinjak sama bumil jadi sembuh. Hehehe lucu yah. Trus tinggal saya yang bingung, should I do that or should I not? And if I should do that, then how? Trus tiba2 si suami tadi muncul dari dapur membawa makanan supply buat menu buffet. Tanpa permisi, saya injek aja sepatu dia. Cuman saking lugunya, saya bilang..wah maap yaa ga sengaja. Eeeh, si bapak itu malah ketawa dan bilang…saya tau apa yg kamu sedang lakukan. Gubraaaak! Hehehe jadi saya, si ibu pemilik resto dan suaminya ketawa bareng. La wes, ketauan misi saya membantu si ibu itu. Trus ibu pemilik resto bilang, wah harusnya tadi ga usah pake bilang minta maap segala, harusnya injek aja dan udah ga usah bilang apa2 gituw. Yeee, mana saya tau, lagian permintaan ibu itu ga jelas sih, bisik2 dan ga jelaskan panjang lebar trus suaminya langsung muncul dr dapur plus lirikan si ibu yang memelas supaya saya melakukan misi. lucu deh.

Pas saya balik ke meja kami, saya ceritalah sama suami. Dianya yang bingung gitu hehehe trus ketawa setelah saya ceritakan kejadiannya. Trus, pas si bapak pemilik resto itu lg beredar dan lewat deket meja kami, suami saya cuman tanya: sakit ga kakinya dan punggungnya? Tentu bercanda gitu, dan si bapak resto untungnya ya nanggapin sante alias kagak sakit ati diinjak si bumil.

Sesudah beberapa sesi ngambil makanan dan juga desert (haa..ketauan bumil makannya lahap)..tentu kami pulang dengan perasaan puas. Makan malam sukses dan kami berdua sampe kekenyang’an.

Labels:

--------------------oOo--------------------

Friday, March 05, 2010

Kutipan Berita: Pria Norwegia, Suami Idaman di Eropa

Wah, saya cukup kaget juga pas barusan membuka liputan6-nya SCTV di rubrik Gaya Hidup, eeeh kok ada berita ini yah. Linknya bisa diklik di sini.

Buat yang ga bisa meng-akses linknya, maka ini saya kutipkan dari website-nya SCTV, Liputan6.com 05/03/2010 23:28 hari ini:

Liputan6.com, London: Anda wanita yang masih lajang? Dan merindukan calon suami yang bisa berbagi tugas rumah tangga? Maka menikahlah dengan pria asal Norwegia. Ini saran berdasarkan sebuah penelitian dari Universitas Oxford, Inggris. Sebut saja Leif Haanes, seorang guru sekolah dasar di Kota Oslo, Norwegia. Merawat putra kecilnya dan berbelanja keperluan sehari-hari adalah tugas rutin Haanes. Setiap sore usai bekerja, ia tak segan-segan mengerjakannya. Bukan hanya lantaran sang istri, Merete, tengah hamil lima bulan, melainkan karena sudah menjadi konsekuensi saat berumah-tangga.

Atau contoh lain berikut. Lasse Bye, seorang manajer perbankan yang memiliki waktu kerja yang tak menentu. Terkadang ia bisa pulang ke rumah pada petang hari. Maka, Lasse pun punya banyak waktu untuk membantu sang istri mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Dari membersihkan rumah, mencuci, hingga menyiapkan makan malam. Sewaktu sang istri pulang, semuanya sudah beres. Anak sudah tidur, rumah rapi, dan makanan tersedia.Lasse dan Haanes menggambarkan para pria Norwegia masa kini yang sangat berpegang pada kesetaraan gender. Terutama, jika istri bekerja, maka suami juga wajib membantu dalam urusan "domestik".

Sebuah studi di 12 negara maju dari seorang ekonom Universitas Oxford memang membuktikan pria Norwegia-lah yang paling bersedia membantu pekerjaan rumah tangga. Di salah satu negeri Skandinavia itu, tak hanya wanita yang mendapatkan cuti melahirkan. Pria atau sang ayah pun bisa mendapatkan cuti untuk mengurus bayi hingga enam pekan. Terutama, setelah sang istri sudah kembali bekerja. Wah!(TES/ANS)

Jadi begitulah temuan berita hangat malam ini, wah wah waaaah...komentar saya sih, hal ini memang betul sekali bahwa bapak-bapak di Norway tak segan-segan mendorong stroller bayi, ganti popok bayi di mall, kasih makan anaknya, blanja keperluan keluarga (kadang saya lihat bapak-bapak bawa catatan blanja'an kertas kecil gitu). Mengenai cuti ayah dalam rangka kelahiran bayi itu perlu saya koreksi dikit siih, karena semenjak 1 Juli 2009, maka jatah cuti ayah dlm rangka kelahiran meningkat dari 6 minggu menjadi 10 minggu.

Nanti di postingan berikutnya deh, saya postingkan bagaimana siiih sistem cuti bekerja bagi ibu ataupun ayah dalam rangka kelahiran baby. Ditunggu yaaa....

Labels:

--------------------oOo--------------------

Monday, March 01, 2010

Cerita tentang kehamilan di Norway (bagian 3)

Kali ini, saya akan bercerita tentang cerita pas saya sakit di masa kehamilan, periksa di bidan, dan tes USG. Semoga ga kepanjangan yah. Monggo dibaca:

Kondisi sakit pada waktu hamil
Di akhir bulan Oktober 2009, saya sakit flu, batuk, radang tenggorokan, serta panas sampai akhirnya suara ilang . Gara2nya sih simple, waktu itu memang peralihan masa dari musim gugur ke mulai musim dingin…jadi udara memang ga karu2an. Ditambah perkerjaan yang lumayan padat dibarengi kegiatan sosial masyarakat Trondheim sini dalam rangka penggalangan dana buat korban gempa di Padang. Jadi intinya, si bumil rada2 kecapean plus saya inget suatu hari saya lupa pake syal. Dan alhasil tenggorokan langsung kena. Kondisi saya saat itu sedang tidak mengkonsumsi any kinds of vitamins soalnya pe-de asupan cukup dari makanan sehari-hari. Hari pertama sakit, saya cuti. Mencoba tangguh melawan si flu ini. Tapi hari ke-2 saya tepar ga kuat, selain saya rada stress takut kenapa2 dg janin terus terang pengen dikasih obat yg bener o/ dokter biar cepet sembuh. Maka hari itu saya dan suami ke dokter. Lagi-lagi ”expectation” yang besar dari si bumil ini ngarep dikasih obat, tapi ternyata no no nothing . Sama dokter diperiksa tenggorokan doang, saya trus dibuatkan surat ijin sakit (dikasih 1 minggu), disuruh istirahat, minum yg banyak, dan minum repsil yg warna kuning rasa madu+lemon (kalo di Indonesia: strepsil, cuman di Norway kl mau beli strepsil kudu pake resep dokter karena ada kandungan tertentu, lupa apa jenisnya. Jadi yg dijual tanpa resep ya repsil itu). Dah itu doang. Saya tadinya kekeuh pengen minta obat, tapi dokter bilang…obat yg mujarab adalah istirahat+minum air yg banyak. Saya jan dongkol-sedongkol2nya…cuman sabar aja wong bumil katanya kudu belajar sabar. Akhirnya dengan segala macam perjuangan, batuk2, teler, tisue ber-rol2, suara serak sampai hilang, ga bisa tidur, hidung bumpet, kepala pusing, dll.

Dan setelah tanya sana-sini sama temen2 Indonesia yg di Trd, salah seorang teman menyarankan saya untuk mengkonsumsi salah satu vitamin untuk bumil soalnya dia cocok pake itu dan kondisi-nya fit. Salah satu alasan temen saya yg saya ingat bener adalah, kita kadang kurang pintar mencukupi asupan vitamin penting dalam porsi menu makanan kita selama hamil jd perlu dibantu dg vitamin. Nah, saya langsung tersadar…astaga, saya ga konsumsi vitamin apa2 setelah boks asam folat saya habis sebelum saya jatuh sakit dan saya merasa perlu memang menerima bantuan dari vitamin ekstra ini. Ok, akhirnya saya minta suami beli vitamin itu dan mulai mengkonsumsi vitamin selama saya sakit sampai sekarang sih. Puji Tuhan, kondisi saya mulai membaik dan kembali ber-aktivitas seperti semula. Dari pengalaman sakit itu pula, ada satu hal aneh yg saya alami…yaitu, saya mulai demen minum susu . Wah, suami saya sampe bengong..wong biasanya saya ini antipati/ogah/males/tiada hasrat minum susu apalagi susu putih. Kalopun minum, musti pake bubuk coklat biar manis. Tapi pas saya sakit, saya coba minum sedikiiiit susu putih, eeeh kok jadi ketagihan…sampe saat ini saya sukaaaa dan bisa habis bergelas-gelas susu putih dingin…entah bawa’an hamil atau gimana, coba nanti kita lihat apakah saya masih doyan minum susu setelah melahirkan .

Periksa di bidan
Seperti yg sudah saya tulis di postingan sebelumnya, bahwa di Norway bumil boleh periksakan kehamilan baik di dokter maupun di bidan. Nah, setelah saya cari info baik dari forum bumil di Norway maupun pengalaman temen2 Indonesia, maka kesimpulannya kebanyakan pada puas periksa di bidan. Alasannya, memang karena bidan lebih spesifik pengetahuannya untuk bumil dan baby (soalnya dokter yg kita kunjungi kan dokter umum bukan dokter spesialis kandungan lo ya), dan biasanya bidan lebih banyak waktu untuk kasih konseling pada saat kita kontrol (dari pengalaman saya selama ini, biasanya kl saya kontrol ke dokter berkisar 15-20menit, tapi kalo ke bidan bisa sampe 1 jam). Maka segera saya mendaftarkan ke salah satu klinik bidan yg dimiliki oleh kota Trondheim ini. Sebagai informasi, di Trondheim ini ”cuman” punya 4 klinik khusus bumil dengan total bidan 13 cuman 1 orang bidan sedang cuti mulai Desember 2009 kemaren. So, kita musti lama daftarnya biar dapat bidan yang masih ”sela” jatahnya. Puji Tuhan, ga sampai 1 minggu, saya dapat jatah di salah satu klinik yg deket banget sama kantor. Pada saat itu, kami masih bertempat tinggal di apartemen lama, trus kok ya puji Tuhan akhirnya kami dapat rumah yang letaknya tidak jauh dari kantor dan artinya ga jauh juga dari klinikk tsb. Pas .

Kontrol pertama ke bidan, ditemani suami di bulan November 2009. Si ibu bidan masih muda, orangnya ramah, cantik, dan sabar. Wah cocok-cocok . Dari kesan pertama kontrol ini, saya langsung sreg banget sama bu bidan Monica ini. Ternyata benar, selain memeriksa hal standar yg jg diperiksa sama dokter, si ibu bidan memberi banyak saran (walopun kita ga tanya nih) ttg kehamilan. Kontrol pertama kali ke bidan ini juga, puji Tuhan kami boleh mendengar detak jantung bayi kami. Rasanya, seperti magic …luar biasa, ada detak jantung lain di dalam saya selain detak jantung saya sendiri. Saya dan suami sampai berkaca-kaca.

Pemeriksaan USG di St. Olav Hospital
Nah, ini yang bikin deg-deg’an campur aduk suasananya. Oh ya sebelumnya perlu saya ceritakan, pada kontrol resmi pertama kali (minggu ke 12) maka dokter/bidan akan segera mengirimkan pesan ke rumah sakit dimana bumil terdaftar untuk bisa memberikan jadwal pemeriksaan USG. Nah, setelah kita mendapat surat panggilan untuk USG dari rumah sakit, maka di hari yg telah ditentukan kami berdua kesana. Pemeriksaan USG (di rumah sakit Norway masih pake 2D) dilakukan oleh seorang bidan di rumah sakit. Jadi kami berdua masuk ke ruangan USG, setelah bincang2 dikit dengan bu bidan ini , maka saya disuruh berbaring dan mulailah pemeriksaan berlangsung. Bidan mulai menjalankan alat USGnya menghadapi layar di depan beliau, sedang saya dan suami melihat layar yg digantung di atas kami. Oh, pas kami bayi kami di layar, mulai saya nangis doong ga sampai tersengguk-sengguk tapi cukup lumayan air mata ini keluarnya, tak henti-hentinya mengucap syukur kami boleh melihat bayi kami. Suami saya speechless cuman saya merasa dia menggengam tangan kiri saya makin erat. Momentnya luar biasa, pertama kalinya melihat ada bayi di dalam kandungan…tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Selanjutnya bu bidan mulai menerangkan ini dan itu, mengambil beberapa foto untuk dicetak, eh si bayi posisi kakinya nekuk ke atas perutnya, saking lenturnya to hehehe. Nah, saat bu bidan mengarahkan pemeriksaan ke jantung bayi, si baby gerak-gerak melulu jd bidan ga bisa menerangkan dengan jelas deh. Weee, saya udah mulai panik, memberondong bidan tanya ini itu…hehehe hormon bumil. Mungkin saking saya tanya ini dan itu kalii yaa, maka wah wah wah tak dinyana-nyana si bidan bilang…ya deh, demi melihat kondisi spesifik jantung, saya kasih waktu 2 minggu lagi buat USG, mau tidak? Yeee bu bidan, tawaran gratis masa kami tidak mau seeeh…lagian ini jarang-jarang euy! Biasanya emang cuman 1 kali aja USG gratis di program kontrol selama kehamilan. Ini dikasih ekstra 1 kali lagi USG, ooh dengan senang hati . Setelah mencetak beberapa foto USG (kalo ini mah bayar, lupa berapa tapi ga mahal kok wong dapat 5 lembar foto USG), maka kami segera balik ke kantor lagi dan hehehe temen2 pada tanya: mana, mana fotonya huehehe jadi malah heboh.

2 minggu sesudah pemeriksaan USG yg pertama, maka saya dan suami datang lagi ke rumah sakit ke bagian USG. Kali ini ternyata bidannya lain, dan ruangannya pun lain. Alat USGnya pun juga laen walo masih 2D tp alat kali ini punya fungsi untuk memeriksa jantung bayi lebih detail. Bidan yang ini orangnya sabar dan panjang lebar menjelaskan kami, pake ngelihatin warna aliran darah masuk dan aliran darah keluar. Puji Tuhan, kondisi jantungnya sehat & normal . Berhubung bumil ini suka tanya, maka saya bilang boleh ga dicetak foto USG…dan ternyata boleh. Sama satu lagi, boleh ga saya rekam suara detak jantung bayi dari alat USG…dan asiik boleh, jadi saya rekam saja pake hp saya. Suami saya sampe geleng-geleng, kok ya dapet idenya ini looh si bumil. La tapi ga ada salahnya to? lagian boleh kok.

Wah mungkin kali ini aga panjang ceritanya yah, tapi tenang saja akan ada cerita lain lagi siih yang akan saya ceritakan…ditunggu yaa.

Labels: , ,

--------------------oOo--------------------