Saturday, September 17, 2011

Ketika menerima tawaran proyek

Awalnya sekitar akhir bulan Agustus 2011 saya terima tawaran dari kepala seksi tempat saya bekerja, bahwa saya ditawari untuk masuk ke team engineering yang akan bekerja di Malawi selama 5 minggu sehubungan dengan kantor saya yang mandapatkan proyek disana. Ketika pak bos menawari begitu, saya bilang terima kasih atas tawarannya namun saya akan membicarakan dahulu dengan suami.

Di rumah saya utarakan tawaran yang saya terima ke suami saya. Setelah saya selesai cerita, kalimat pertama yang diucapkan oleh suami saya (tentu dalam bahasa norsk) yg terjemahan dalam bahasanya: Ambil tawaran itu sayang, aku & J akan baik-baik saja disini. Rasanya saat itu perasaan saya campur aduk antara lega, kaget, bangga..ya karena bukan menggerutu, bukan cemburu bahkan tidak membelenggu sikap suami saya terhadap tawaran ini. Maka selanjutnya, kami bicarakan ini dan itu dan akhirnya ambil keputusan: oke saya ambil tawaran itu..tentu saya tak lupa berdoa supaya ini semua memang bagian dari rencanaNya buat saya dan keluarga.

Singkat kata singkat cerita, setelah saya bicara dengan project manager proyek ini dan dia bilang oke kalo begitu segera masukan semua urusan daftar proyek dan administrasinya. Trus percapakapan saya dan proyek manajer:
Saya: kalo masuk ke Malawi perlu visa kagak? Ini secara saya udah terbiasa kalo urusan ke luar negeri di luar Schengen ujung-ujungnya ya pasti visa.
Manager: Kagak perlu visa.
Saya: Itu buat pasport Norway kali ya, tapi gimana dengan paspor laen?
Manager: Lah, dirimu bukannya udah ganti passport Norway?
Saya: *yaaah* ngiyem dah..passport saya RI punya.
Manager: Wee, kalo gitu cek dah perlu kagak dirimu visa
Saya: dalam hati punya perasaan aneh, kayaknya bakalan perlu visa nih.

So, persiapan ke Malawi dengan segambreng cobaan dan tantangannya dimulai…masa yang penuh pengalaman naek turun terutama menyangkut iman kepercayaan saya. Periode dimana iman saya diuji, dicoba, diberi pelajaran…masa dimana saya tidak akan pernah melupakannya karena barulah kali ini saya menerima tantangan, cobaan berturut-turut boleh dikata hampir tiap hari.

Kisahnya berlanjut di postingan berikutnya yah.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

0 Comments:

Post a Comment

<< Home