Cerita tentang kehamilan di Norway (bagian 3)
Kali ini, saya akan bercerita tentang cerita pas saya sakit di masa kehamilan, periksa di bidan, dan tes USG. Semoga ga kepanjangan yah. Monggo dibaca:
Kondisi sakit pada waktu hamil
Di akhir bulan Oktober 2009, saya sakit flu, batuk, radang tenggorokan, serta panas sampai akhirnya suara ilang . Gara2nya sih simple, waktu itu memang peralihan masa dari musim gugur ke mulai musim dingin…jadi udara memang ga karu2an. Ditambah perkerjaan yang lumayan padat dibarengi kegiatan sosial masyarakat Trondheim sini dalam rangka penggalangan dana buat korban gempa di Padang. Jadi intinya, si bumil rada2 kecapean plus saya inget suatu hari saya lupa pake syal. Dan alhasil tenggorokan langsung kena. Kondisi saya saat itu sedang tidak mengkonsumsi any kinds of vitamins soalnya pe-de asupan cukup dari makanan sehari-hari. Hari pertama sakit, saya cuti. Mencoba tangguh melawan si flu ini. Tapi hari ke-2 saya tepar ga kuat, selain saya rada stress takut kenapa2 dg janin terus terang pengen dikasih obat yg bener o/ dokter biar cepet sembuh. Maka hari itu saya dan suami ke dokter. Lagi-lagi ”expectation” yang besar dari si bumil ini ngarep dikasih obat, tapi ternyata no no nothing . Sama dokter diperiksa tenggorokan doang, saya trus dibuatkan surat ijin sakit (dikasih 1 minggu), disuruh istirahat, minum yg banyak, dan minum repsil yg warna kuning rasa madu+lemon (kalo di Indonesia: strepsil, cuman di Norway kl mau beli strepsil kudu pake resep dokter karena ada kandungan tertentu, lupa apa jenisnya. Jadi yg dijual tanpa resep ya repsil itu). Dah itu doang. Saya tadinya kekeuh pengen minta obat, tapi dokter bilang…obat yg mujarab adalah istirahat+minum air yg banyak. Saya jan dongkol-sedongkol2nya…cuman sabar aja wong bumil katanya kudu belajar sabar. Akhirnya dengan segala macam perjuangan, batuk2, teler, tisue ber-rol2, suara serak sampai hilang, ga bisa tidur, hidung bumpet, kepala pusing, dll.
Dan setelah tanya sana-sini sama temen2 Indonesia yg di Trd, salah seorang teman menyarankan saya untuk mengkonsumsi salah satu vitamin untuk bumil soalnya dia cocok pake itu dan kondisi-nya fit. Salah satu alasan temen saya yg saya ingat bener adalah, kita kadang kurang pintar mencukupi asupan vitamin penting dalam porsi menu makanan kita selama hamil jd perlu dibantu dg vitamin. Nah, saya langsung tersadar…astaga, saya ga konsumsi vitamin apa2 setelah boks asam folat saya habis sebelum saya jatuh sakit dan saya merasa perlu memang menerima bantuan dari vitamin ekstra ini. Ok, akhirnya saya minta suami beli vitamin itu dan mulai mengkonsumsi vitamin selama saya sakit sampai sekarang sih. Puji Tuhan, kondisi saya mulai membaik dan kembali ber-aktivitas seperti semula. Dari pengalaman sakit itu pula, ada satu hal aneh yg saya alami…yaitu, saya mulai demen minum susu . Wah, suami saya sampe bengong..wong biasanya saya ini antipati/ogah/males/tiada hasrat minum susu apalagi susu putih. Kalopun minum, musti pake bubuk coklat biar manis. Tapi pas saya sakit, saya coba minum sedikiiiit susu putih, eeeh kok jadi ketagihan…sampe saat ini saya sukaaaa dan bisa habis bergelas-gelas susu putih dingin…entah bawa’an hamil atau gimana, coba nanti kita lihat apakah saya masih doyan minum susu setelah melahirkan .
Periksa di bidan
Seperti yg sudah saya tulis di postingan sebelumnya, bahwa di Norway bumil boleh periksakan kehamilan baik di dokter maupun di bidan. Nah, setelah saya cari info baik dari forum bumil di Norway maupun pengalaman temen2 Indonesia, maka kesimpulannya kebanyakan pada puas periksa di bidan. Alasannya, memang karena bidan lebih spesifik pengetahuannya untuk bumil dan baby (soalnya dokter yg kita kunjungi kan dokter umum bukan dokter spesialis kandungan lo ya), dan biasanya bidan lebih banyak waktu untuk kasih konseling pada saat kita kontrol (dari pengalaman saya selama ini, biasanya kl saya kontrol ke dokter berkisar 15-20menit, tapi kalo ke bidan bisa sampe 1 jam). Maka segera saya mendaftarkan ke salah satu klinik bidan yg dimiliki oleh kota Trondheim ini. Sebagai informasi, di Trondheim ini ”cuman” punya 4 klinik khusus bumil dengan total bidan 13 cuman 1 orang bidan sedang cuti mulai Desember 2009 kemaren. So, kita musti lama daftarnya biar dapat bidan yang masih ”sela” jatahnya. Puji Tuhan, ga sampai 1 minggu, saya dapat jatah di salah satu klinik yg deket banget sama kantor. Pada saat itu, kami masih bertempat tinggal di apartemen lama, trus kok ya puji Tuhan akhirnya kami dapat rumah yang letaknya tidak jauh dari kantor dan artinya ga jauh juga dari klinikk tsb. Pas .
Kontrol pertama ke bidan, ditemani suami di bulan November 2009. Si ibu bidan masih muda, orangnya ramah, cantik, dan sabar. Wah cocok-cocok . Dari kesan pertama kontrol ini, saya langsung sreg banget sama bu bidan Monica ini. Ternyata benar, selain memeriksa hal standar yg jg diperiksa sama dokter, si ibu bidan memberi banyak saran (walopun kita ga tanya nih) ttg kehamilan. Kontrol pertama kali ke bidan ini juga, puji Tuhan kami boleh mendengar detak jantung bayi kami. Rasanya, seperti magic …luar biasa, ada detak jantung lain di dalam saya selain detak jantung saya sendiri. Saya dan suami sampai berkaca-kaca.
Pemeriksaan USG di St. Olav Hospital
Nah, ini yang bikin deg-deg’an campur aduk suasananya. Oh ya sebelumnya perlu saya ceritakan, pada kontrol resmi pertama kali (minggu ke 12) maka dokter/bidan akan segera mengirimkan pesan ke rumah sakit dimana bumil terdaftar untuk bisa memberikan jadwal pemeriksaan USG. Nah, setelah kita mendapat surat panggilan untuk USG dari rumah sakit, maka di hari yg telah ditentukan kami berdua kesana. Pemeriksaan USG (di rumah sakit Norway masih pake 2D) dilakukan oleh seorang bidan di rumah sakit. Jadi kami berdua masuk ke ruangan USG, setelah bincang2 dikit dengan bu bidan ini , maka saya disuruh berbaring dan mulailah pemeriksaan berlangsung. Bidan mulai menjalankan alat USGnya menghadapi layar di depan beliau, sedang saya dan suami melihat layar yg digantung di atas kami. Oh, pas kami bayi kami di layar, mulai saya nangis doong ga sampai tersengguk-sengguk tapi cukup lumayan air mata ini keluarnya, tak henti-hentinya mengucap syukur kami boleh melihat bayi kami. Suami saya speechless cuman saya merasa dia menggengam tangan kiri saya makin erat. Momentnya luar biasa, pertama kalinya melihat ada bayi di dalam kandungan…tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Selanjutnya bu bidan mulai menerangkan ini dan itu, mengambil beberapa foto untuk dicetak, eh si bayi posisi kakinya nekuk ke atas perutnya, saking lenturnya to hehehe. Nah, saat bu bidan mengarahkan pemeriksaan ke jantung bayi, si baby gerak-gerak melulu jd bidan ga bisa menerangkan dengan jelas deh. Weee, saya udah mulai panik, memberondong bidan tanya ini itu…hehehe hormon bumil. Mungkin saking saya tanya ini dan itu kalii yaa, maka wah wah wah tak dinyana-nyana si bidan bilang…ya deh, demi melihat kondisi spesifik jantung, saya kasih waktu 2 minggu lagi buat USG, mau tidak? Yeee bu bidan, tawaran gratis masa kami tidak mau seeeh…lagian ini jarang-jarang euy! Biasanya emang cuman 1 kali aja USG gratis di program kontrol selama kehamilan. Ini dikasih ekstra 1 kali lagi USG, ooh dengan senang hati . Setelah mencetak beberapa foto USG (kalo ini mah bayar, lupa berapa tapi ga mahal kok wong dapat 5 lembar foto USG), maka kami segera balik ke kantor lagi dan hehehe temen2 pada tanya: mana, mana fotonya huehehe jadi malah heboh.
2 minggu sesudah pemeriksaan USG yg pertama, maka saya dan suami datang lagi ke rumah sakit ke bagian USG. Kali ini ternyata bidannya lain, dan ruangannya pun lain. Alat USGnya pun juga laen walo masih 2D tp alat kali ini punya fungsi untuk memeriksa jantung bayi lebih detail. Bidan yang ini orangnya sabar dan panjang lebar menjelaskan kami, pake ngelihatin warna aliran darah masuk dan aliran darah keluar. Puji Tuhan, kondisi jantungnya sehat & normal . Berhubung bumil ini suka tanya, maka saya bilang boleh ga dicetak foto USG…dan ternyata boleh. Sama satu lagi, boleh ga saya rekam suara detak jantung bayi dari alat USG…dan asiik boleh, jadi saya rekam saja pake hp saya. Suami saya sampe geleng-geleng, kok ya dapet idenya ini looh si bumil. La tapi ga ada salahnya to? lagian boleh kok.
Wah mungkin kali ini aga panjang ceritanya yah, tapi tenang saja akan ada cerita lain lagi siih yang akan saya ceritakan…ditunggu yaa.
Labels: Experience, Family, Feeling
--------------------oOo--------------------
0 Comments:
Post a Comment
<< Home