Friday, April 04, 2008

Diary London (part 3)

Terlelap tidur dan hampir telat makan pagi….hup! Segera kami melesat menuju ruang makan di lantai dasar hotel tempat kami. Saatnya menikmati, sarapan pagi. Continental breakfeast ternyata menjadi menu setiap sarapan kami pagi hari selama di London. Sedikit aga bosan sebetulnya, cuman kami tidak mau repot-repot untuk ”menghindar” dari sarapan pagi di hotel (duuh lagi'an kan udah termasuk di harga hotelnya)...jadi kami enjoy sajalah dengan menu sarapan kami. Satu yang tidak terlewatkan dalam menu makan pagi ya tentu saja, English tea dengan tambahan susu. Saya ngga begitu demen amat sih, makanya saya minta madu instead of milk hehehe...saya lebih suka teh dicampur madu.

Selesai sarapan, kami gunakan double decker bus menuju Portobello Road yang terkenal dengan Saturday market-nya itu....wiiih rame bangeeet...turis tumplek blek disitu...jalan pelan-pelan dan sedikit merambat. Sedikit tentang bus tingkat, saya jadi inget masa kecil...back to jaman ’80an, kala itu di Semarang masih ada yang namanya bus tingkat. Wah, senangnya di London ada bus tingkat...maka naeklah kami bus tingkat ini...sreeet tinggal pake kartu biru oyester kami.....kemudian naek ke tingkat 2...seneng bangeet rasanya bisa mengenang masa kecil naek bus tingkat. Pake bus tingkat senangnya bisa lihat pemandangan luar lebih jelas, dan pastinya foto-foto juga bisa. Maka saya pun sibuk jepret sana-sini dengan kamera kecil mungil saya.

Kembali ke cerita Portobello Road. Di sepanjang jalan situ tersedia mulai dari barang baru sampai barang antik ada disitu. Suasana yang unik, penjualnya berasal dari manca negara. Saya iseng beberapa kali menawar barang hiasan antik, cuman males banget penjualnya ngga kasih ke harga yang saya kasih hihihi..namanya juga iseng. Hari itu cuaca bernada mendung sehingga membuat suasana siang aga sendu dengan hujan rintik-rintiknya...maka moment itu kami gunakan untuk bersantai di salah satu cafe. Nyeruput capuccino dan menulis postcard untuk keluarga jadi pilihan saya sedang sahabat saya membaca buku. Ngobrol sana-sini, akhirnya lapar juga...dan kami putuskan untuk makan saja di cafe itu...menu ala eropa yang standard saja, kami makan sup jamur, sosis dan pasta kentang saja. Sembari mencari lokasi berikutnya maka kami putuskan untuk saatnya ke museum. Dari Kensington Park Road berhubung ada bus tingkat yang menuju ke arah Queen Gate maka pergilah kami ke yaitu: Natural History Museum.


Salah satu motto yang kami pegang apabila berpergian ke salah satu tempat terkenal, maka kunjungan ke museum tidak boleh dilewatkan. Nah, lagi-lagi berhubung di London....maka menurut saya, kota ini sangat-sangat ”murah hati” menawarkan museum-museumnya kepada semua pengunjung dengan tanpa memungut bayaran, alias gratis! Yup, ngga usah bayar..maka anda bisa menikmati koleksi spektakuler plus menambah pengetahuan, disamping berwisata. Maka saya cukup menyarankan satu hal....jangan lewatkan museum-museum di London.
Muter sana dan sini di Natural History Museum yang besaaaar pisan...memakan waktu mulai dari selesai makan siang saat museum tutup pukul 18.05 ternyata belum cukup! Masih banyak yang terlewatkan...sampai saya mikir perlu waktu 1 hari full untuk didedikasikan menikmati 1 museum saja. Bayangkan saja di museum ini, tidak hanya menyuguhkan koleksi flora dan fauna, namun juga berbagai macam interaktif koleksi museum untuk dicoba oleh pengunjung dari mulai pengetahuan alam, ilmu biologi, ilmu bumi, ilmu ke-teknik-an ada disitu. Baru saya tau. Salah satu koleksi di museum itu yang cukup membuat saya manggut-manggut melulu adalah kerangka ikan paus si Blue Whale yang terkenal itu. Blue Whale adalah binatang mamalia laut terbesar yang masih eksis di bumi ini. Bayangkan saja...25 meter panjangnya! Hall tempat kerangka ikan tersebut dipajang merupakan hall favorit saya selain hall yang berisi tentang dinosaurus dan galaksi planet angkasa luar.

Eh ya, disalah satu koleksi Natural History Museum, ada pula hall yang khusus membahas tentang gunung berapi. Dan bisa ditebak, ya pasti...disitu ada juga artikel tentang gunung berapi di Indonesia seperti bisa dilihat di foto. Macem-macem bangetlah koleksi yang ada disitu, dan yang pasti tidak akan bosan. Maka, saya bisa pahami, bagaimana enjoy-nya berwisata di museum apabila museum tersebut memang menarik dan informatif. Banyak keluarga dengan anak-anak kecil terhanyut dalam nuansa pengetahuan segala umur. Di satu pihak, museum itu gratis jadi memberikan kesempatan terbuka bagi siapa saja dengan biaya nol, sudah gratis, ada media interaktif dan sangat menarik pula.

Hujan rintik masih saja belum usai sampai pada saat kami meninggalkan museum, maka karena sudah saatnya makan malem...maka kami putuskan untuk makan malam sebelum balik ke hotel lagi. Dengan menggunakan underground, maka menujulah kami ke stasiun Piccadilly Circus yang terletak bener-bener di jantung kota London.

Malam itu, kami tidak punya hasrat spesial pengen makan apa...hehehe mungkin karena sudah cape n lapar..jadi setelah beberapa kali muter sana dan sini...terlihatlah di pojok sudut Charing Cross Street terpasang papan restoran Lebanon. Wah, boleh juga niih ala timur tengah. So, kami pun makan disana. Jujur, saya lupa makanan apa yang kami pesan...cuman kebetulan di restoran itu, kami ngga begitu puas dengan makan malam kami. Menunya kok standar saja padahal tadinya kami yakin kalo masakan Lebanon mantab. Cuman, mungkin karena restorannya itu kali yah’..., saya yakin pasti masakan Lebanon enak-enak...nyummmi. Aniwei, untuk melengkapi kekurang-puasan kami dengan makan malem...maka kami berganti tempat untuk mencari desert. Alhasil, di sebuah cafe kecil yang manis di daerah Soho, kami pun tersenyum puas sebelum akhirnya kembali ke hotel sekitar hampir tengah malam.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

0 Comments:

Post a Comment

<< Home