Wednesday, April 02, 2008

Diary London (part 2)

Pesawat SAS membawa saya dan sahabat karib saya dari airport Oslo, Gardermoen menuju airport London City. London memiliki 5 airport yaitu Heathrow, London City, Gatwick, Luton dan Stansted. Alasan mengapa kami memilih London City airport karena hanya inilah satu-satunya airport yang letaknya paling dekat dengan pusat kota London. Berhubung aiport ini yang paling dekat dengan kota London, maka peraturan yang jelas yaitu ukuran pesawat yang mendarat disitu tak boleh besar besar segedhe boeing yang mendarat di Heathrow misalnya.

Sesampainya di London City airport, karena sudah membaca informasi terlebih dahulu, maka kami langsung menuju loket DLR (Docklands Light Railway) untuk membeli tiket kereta lokal (DLR) menuju London. Kami membeli travelcard yang berlaku untuk 7 hari: travel as much as you want inside London area using tube (London underground), DLR, London Overground services, trams, national train, and bus. Kartu ini sangat praktis dan murah biayanya dibanding musti membeli tiket pada saat akan bepergian yang lumayan mahal harganya.

Dari London City menuju pusat kota London sangat praktis menggunakan kereta DLR yaitu rangkaian 2 – 3 gerbong kereta otomatis tanpa dikemudikan oleh masinis kereta. Dari DLR, kami stop di stasiun Canning Town untuk berganti memakai kereta bawah tanah (Underground) menuju stasiun Pimlico. Saya excited banget pengen tau kaya apa siih underground si London yang terkenal ini, hihihi lagi2 narsis…wah akhirnya ngerasakan juga Underground-nya London. Memang berasa “beda” dengan underground kota kota besar lain yang sudah pernah saya kunjungi. Paling tidak, di London, hampir semua stasiun underground relatif cukup besar dan kompleks menurut penilaian saya, baik dari segi kapasitas ruangan bawah tanah maupun kapasitas media transport keretanya. Waktu sela antar kereta yang satu dengan kereta yang lain tidaklah lama. Namun satu persamaan yang ada antara underground yang pernah saya pakai, informasi dari si masinis kereta selalu cepat diberikan kepada penumpang dengan sistem mikrofon apabila kereta tiba-tiba berhenti baik mendadak maupun aga' lama. Hal ini tentu saja membuat penumpang tenang.

Sampai di stasiun Pimlico, kami cukup jalan 5 menit menuju hotel. Setelah check in, kami cuman menaruh barang bawaan dan selebihnya langsung sedikit eksplore London daerah yang dekat dengan hotel kami. Berhubung saat itu sudah jam makan siang, maka kami mencari restoran yang dekat. Hehehehe, terus terang nih, sebelum kami ke London, saya sudah survey di internet terutama restoran yang dekat dengan hotel…supaya praktis di kala lapar. Saya dan sahabat saya memang sudah berkomitment mau nyoba makan makanan dari berbagai macam negara, alias ngga mau makan makanan yang sama di satu restoran…namanya juga pas di London, kota yang terkenal dengan multicultural…maka sayang kalau dilewatkan kesempatan ber”wisata kuliner” pula. Untung banget kami punya interest yang sama soal makanan.

Restoran pertama kami di London adalah restoran Thailand dengan makanan pedas-nya yang khas…selebihnya: puas! Setelah itu kami mulai eksplore kota London…Westminster Catedral, Victoria Street, Green Park plus Buckingham Palace dan tak lupa sedikit melewatkan senja di St. James’s Park. Suasana hari yang sedikit panas lambat laun menjadi sedikit mendung menjelang sore...maka bergegas kami kembali ke hotel karena angin cukup kencang..membuat badan aga tak nyaman. Ah, sempat mampir pula kami ke salah satu toko buku di Victoria St. dalam perjalanan kembali ke hotel. Seneng banget karena saya beli buku terbaru Paulo Coelho yang judulnya "Brida" dengan harga fantastis murah (maksudnya dibanding kalo beli di Norway)!

Kembali ke hotel hanya sekedar untuk istirahat sebentar, berbenah barang bawa'an dan selanjutnya….yup, mencari sasaran restoran terdekat. Menengok catatan saya tentang restoran sekitar restoran, maka kami jadi selera pengen makan makanan Mexico. Maka berjalanlah kami menuju lokasi. Waduuuuuuh, sayang disayaaang...restorannya tutup! Celaka! Hahahaha, padahal suasana malam itu aga' kurang nyaman dengan angin sedikit kenceng (jadi mikir...aduuh ke London pas masih musim dingiin siih...makanyaa!). Tapi 'tak apalah...kami putuskan untuk tetap jalan menyusuri Vauxhal Bridge Road. Tepat sebelum kami sampai di putaran Victoria stasiun, kami lihat salah satu restoran yang cukup asik. Maka jadilah kami tengok dan akhirnya makan malam disitu.

Kali ini restoran Amerika. Menu yang ada bervariasi...cumaaaan berhubung saya tengok sini dan sana (kebiasa'an khas yang ngga mudah dihilangkan, clingak clinguk intip menu orang lain demi mendapatkan ide mau pesen apa)...kok hampir kebanyakan orang pada pesen iga bakar yaaaah. Maka, aha! pesanlah kami menu makan malam iga bakar plus plus. Artinya plus sup ayam, kentang goreng, onion ring, dan chicken wings menjadi pelengkap kami hari itu. Harganya 'tak begitu mahal...dan cukup budget wise hihihi. Ini sedikit saya share menu makan malam kami.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

2 Comments:

Blogger Unknown said...

My Goodness... itu makanan bikin saya ngiler... slurppt...

hehehe,

btw, kemana aja sih neng, kok gak pernah update... tadi saya buka2 blog lama, liat2 comment yang ada disana, and I found your name... that's why I came here back again, kangen baca2 tulisan kamu...

ehhh, gak tahunya belum update.

Ok, hope everything is fine with you yahhh...

salam hangat,

Silly @ sillystupidlife.com

6:03 AM  
Blogger Benedicta said...

hai mbaa Sil...siaaap siaaap...segera akan kembali ke dunia blog setelah kemaren "semedi" lama ;)

Silahkan ditunggu update cerita baru yah.

salam hangat dari negeri kutub :D

8:57 PM  

Post a Comment

<< Home