Sunday, April 27, 2008

Diary London (part 5)

Nyambung lagi dari cerita selanjutnya. Kisah liburan di London menginjak hari ke 4. Hari panjang terakhir di London sebelum kami kembali lagi ke Norwegia. Cuaca masih naik turun alias kadang hangat…kadang dingin. Pagi itu, setelah sarapan pagi di hotel..kami memutuskan untuk menuju pusat kota London yang tentu saja tidak boleh dilewatkan barang secuil pun…yupp bener: Big Ben, London House of Parlement, River Thames, London Eye, Tower of London dan London Bridge. Kebetulan memang semua atraksi itu terletak di tempat yang tidak berjauhan satu sama lain….jadi tepatnya di jantung kota London.

Naek bus tingkat dari halte bus di depan hotel, maka kami meluncuur ke tempat tujuan. Dari halte Westminster Abbey…maka kami mulai tamasya berjalan kaki di jantung kota London. Wuiiiih….ke London kalo belum lihat Big Ben rasanya bagai sayur tanpa garam…kurang pas! Jadi jepret sana dan sinilah. Kami ngga masuk ke tempat-tempat tersebut…hanya cukup numpang lewat di depan gedung-gedung keren J. Tadinya siih kepingin mau naek London Eye cuman aduuuh cuaca mendung dan langit aga kelabu jadi males banget. Tepat kami di sebelah London Eye, cuaca memang lagi mendung beraaat…

Hari itu kami berjalan menyusuri River Thames yang terkenal di London itu. Tempat berjalan untuk pedestrian yang begitu nyaman….beberapa lokasi tempat duduk, keterangan lokasi atau gedung, cerita singkat dalam frame manis terpasang di beberapa lokasi. Sebetulnya, kegiatan ini memang saya yang pengin..berjalan menyusuri sungai Thames karena saya pengin lihat macem-macem jembatan yang ada di sepanjang sungai Thames: Westminster Bridge, Waterloo Bridge, Blackfriars Bridge, Millenium Bridge, Southwark Bridge, London Bridge, dan Tower Bridge. Saya rekomendasikan deeeh untuk dear readers yang mau liburan ke London, untuk walking tours menyusuri sungai Thames…karena dijamin ngga rugi sama sekali. Banyak tempat dan lokasi menarik untuk dikunjungi sepanjang sungai Thames. Walau sebetulnya bisa juga wisata air dengan kapal kapal sewa yang menyusuri sungai Thames dengan ber-ragam rute yang ditawarkan. Ah, saya jadi inget jaman dulu pas liburan ke Brisbane dan Melbourne…suasana di Australia memang identik dengan suasana di Inggris terutama di London: Sungai utama yang melintas kota dan menjadi pusat dan daya tarik bagi wisatawan dengan atraksi pariwisata yang keren.

Sama seperti yang sudah saya ceritakan, wisata kuliner tidak ketinggalan hari ini. Kami melintas sebuah restoran asal Portugal yaitu Nando dalam perjalanan menuju ke lokasi London Bridge dan Tower of London. Sebetulnya ini resto waralaba siih kaya KFC, McD gitulah…cuman yang asik dari Nando (duuuuh bukan promosi)..adalah suasana Portugisnya kental bangeeet. Menu kami makan siang hari itu: menu pembuka kami pilih buah olive pedas dan jagung manis. Sedangkan menu utama: ayam panggang plus kentang dengan peri-ometer: Hot. Minum sepuasnya: til drop deeeh....maksudnya boleh nambah mulu soft drink apa ajah karena udah termasuk paket makanan. Trus desertnya: cheese-chocholate mousse...sluuurrrrp nyummi. Pas bangeet, makanan yang pedas dan minumnya boleh nambah mulu huehehehehe. Penilaian akhir: puas.

Setelah makan siang, kami lanjutkan lagi menyusuri sungai Thames menuju arah Tower Bridge. Setelah melintas London Bridge, terlihatlah di tengah-tengah sungai kapal perang Inggris: H.M.S Belfast yang terletas persis di depan City Hall. Kapal perang yang masih megah dan terlihat masih ”muda” dengan perawatan yang baik. Selanjutnya, wisata kami teruskan menuju Tower Bridge dan juga Tower of London. Sampai sore kami habiskan di daerah jantung kota London. Waaah hari itu kami bener-bener banyak mengunjungi tempat-tempat asik. Cape siih iya...makanya kami sebelum melakukan wisata kuliner makan malam, kami kembali ke hotel sejenak untuk melepas lelah berhubung hari itu padat bangeeet kami berjalan kaki hehehehe.

Mandi aer hangat di hotel dan minum teh sesudahnya...waah terasa nyaman di badan. Siap-siaplah kami hunting lagi restoran untuk makan malam. Aiih sudah saatnya kami makan ala masakan India. Ini dia, berhubung sudah di London...dalam kamus kami: musti makan makanan India...soalnya kebetulan dan pas bangeeet kami berdua suka makanan jenis ini. Hampir di setiap sudut kota restoran India mulai dari yang ”gemerlap” sampai yang budget-wise. Berhubung sebelumnya, saya sudah ”riset” kecil mencari lokasi restoran India deket hotel....bayangkan ..dalam jarak beberapa meter....ada 3 biji restoran India. Jadilah, kami pilih salah satu saja. Tempatnya tidak begitu besar, cuman nyaman bangeet....tata dekorasi simple cuman India bangeeet. Pesan makanan untuk berdua mulai dari makanan pembuka, menú utama dan desert….waaaah…kami pun sepakat memberi “penghargaan” bahwa restoran ini adalah yang terbaik dari yang sudah kami kunjungi. Makanan yang bener-beneer membuat lidah dan hati puas. Duuuh, saya ngga usah ngomong lagi deeeh ntar malah saya terbayang-bayang lagi heuehehehehe.

Hari itu: puas bangeeet rasanya….054

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

Sunday, April 06, 2008

Diary London (part 4)

Pagi hari yang mustinya cerah (maksa!)…ternyata masih saja gerimis rintik-rintik. Hari itu, hari minggu, tepatnya minggu palma (Palm Sunday)…kegiatan pagi kami mengikuti misa minggu palma di Westminster Cathedral yang cukup dekat dengan hotel. Gerejanya cukup besar, maklum karena sebuah katedral. Misa dipimpin oleh uskup setempat. Satu yang khas, ternyata saat itu, dipakailah seuntai janur sebagai pengganti palma…hehehehe waaah khas yah…mungkin karena susah dapet palma atau gimana…entah, cuman berhubung kebiasa’an di semarang pake daun palem jadinya ya hehehe jadi pengalaman yang lain. Misa berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam. Sepulang dari misa, hujan masih saja mengguyur kota London. Tentu saja kegiatan ini, tidak boleh dipakai untuk kegiatan outdoor…so ya pastilah kegiatan indoor alias mengunjungi museum (gratis) jadi tujuan kami. Suasana hari minggu itu memang bener-bener dingin dengan angin kencang yang bertiup seakan ingin menari bebas di bumi London.

Jadilah, kami berjalan menuju stasiun underground St. James Park mengambil yellow line underground menuju stasiun Barbican. Dari sana, kami menuju Museum of London berhubung kami ingin melihat pameran “The Great Fire of London”. Kejadian ini adalah bagian dari sejarah kota London yang tepat terjadi di 2 September 1666. Film dokumentasi, lukisan, foto hitam dan putih, sisa reruntuhan, dll menjadi saksi yang tidak bisu karena mereka mampu “mengajak” kita untuk kembali ke masa terjadinya kejadian itu. Film berdurasi sekitar 15 menit di salah satu ruangan pun tak kami lewatkan. Hari itu, kebetulan ada banyak anak-anak SD berkunjung ke Museum of London. Rupanya, mereka sedang kunjungan museum. Saya perhatikan, tiap anak ditemani oleh orang tuanya dan mereka mengamati pameran yang ada, mereka menjawab pertanya’an di kertas tugas mereka, mereka berdiskusi dengan orang tua mereka mengapa begini dan begitu. Saya sempat “mengintip” salah satu pertanya’an di kertas tugas mereka. Pertanya’an itu begini: “perasaan apa yang dirasakan oleh penduduk London pada saat kebakaran itu terjadi? dapatkan kamu jelaskan, mengapa?”. Wah, pertanyaan sederhana tapi cukup menarik karena mengajak si anak mencoba menganalisa perasaan orang lain dengan mengemukakan pendapat dan “berangan” tentang perasaan itu. Belajar ber-empati mungkin juga jadi tujuan dari pertanyaan itu.


Selesai dari museum, maka tentulah saatnya berwisata kuliner, makan siang menjelang maksudnya hihihi…cuman kali ini aga’nya dengan pengaruuh cuaca yang jelek! hiks, maka kami pun berjalan menuju stasiun underground. Eh, dalam terlihatlah salah satu restoran favourite saya dari jaman bahula…yup KFC! Simple aja to? Tapi berasa bahagia, gimana enggaaa…udah “puasa” ngga makan di KFC selama 8 bulan karena di Norway ngga ada KFC…horeeee akhirnya kami makan di KFC sajah. Hihiihi saya bukan promosi restoran yah, cuman sharing aja karena saya suka ayam crispy KFC.

Setelah selesai makan siang, maka menujulah kami ke stasiun Oxford Circus yang terletak di persimpangan Oxford Street & Regent Street..Naaah, menyebut 2 nama jalan terkenal di London ini maka: saatnya untuk kegiatan belanja! Bagi yang suka belanja, maka kegiatan berjalan dari toko ke toko di 2 jalan ini sudah bisa menjadi tempat yang asik.

Toko pertama yang kami kunjungi adalah: Hamleys, sebuah toko mainan tertua dan terkenal di London. Toko berlantai 7 (dengan tiap-tiap lantainya didesikasikan untuk macam-macam umur) dibuka pertama kali tahun 1760. Rasanya, engga yang bayi, muda dan tua…semuanya tumplek blek di Hamleys. Sampai lupa waktu rasanya di situ. Sampai cape’ hihihihi…dan untuk keliling-keliling lagi rasanya kami udah ngga ada tenaga.

Berhubung hari besok sudah ada rencana lain, maka tujuan terakhir hari minggu itu adalah Hard Rock Café, London dekat dengan stasiun underground Hyde Park Corner. Berhubung saya belum punya souvenir dari HRC London, maka saya lengkapi koleksi HRC dengan “Jr.Tattoo Hoodie” dari London. Berhubung juga sudah waktu makan malem…ya sudah kami makan malam saja di HRC London yang kebetulan pas kami masuk restoran di sebelah toko souvenir, eeeh ada meja yang pas kosong. Hari itu….rasanya cape…banget.

028

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

Friday, April 04, 2008

Diary London (part 3)

Terlelap tidur dan hampir telat makan pagi….hup! Segera kami melesat menuju ruang makan di lantai dasar hotel tempat kami. Saatnya menikmati, sarapan pagi. Continental breakfeast ternyata menjadi menu setiap sarapan kami pagi hari selama di London. Sedikit aga bosan sebetulnya, cuman kami tidak mau repot-repot untuk ”menghindar” dari sarapan pagi di hotel (duuh lagi'an kan udah termasuk di harga hotelnya)...jadi kami enjoy sajalah dengan menu sarapan kami. Satu yang tidak terlewatkan dalam menu makan pagi ya tentu saja, English tea dengan tambahan susu. Saya ngga begitu demen amat sih, makanya saya minta madu instead of milk hehehe...saya lebih suka teh dicampur madu.

Selesai sarapan, kami gunakan double decker bus menuju Portobello Road yang terkenal dengan Saturday market-nya itu....wiiih rame bangeeet...turis tumplek blek disitu...jalan pelan-pelan dan sedikit merambat. Sedikit tentang bus tingkat, saya jadi inget masa kecil...back to jaman ’80an, kala itu di Semarang masih ada yang namanya bus tingkat. Wah, senangnya di London ada bus tingkat...maka naeklah kami bus tingkat ini...sreeet tinggal pake kartu biru oyester kami.....kemudian naek ke tingkat 2...seneng bangeet rasanya bisa mengenang masa kecil naek bus tingkat. Pake bus tingkat senangnya bisa lihat pemandangan luar lebih jelas, dan pastinya foto-foto juga bisa. Maka saya pun sibuk jepret sana-sini dengan kamera kecil mungil saya.

Kembali ke cerita Portobello Road. Di sepanjang jalan situ tersedia mulai dari barang baru sampai barang antik ada disitu. Suasana yang unik, penjualnya berasal dari manca negara. Saya iseng beberapa kali menawar barang hiasan antik, cuman males banget penjualnya ngga kasih ke harga yang saya kasih hihihi..namanya juga iseng. Hari itu cuaca bernada mendung sehingga membuat suasana siang aga sendu dengan hujan rintik-rintiknya...maka moment itu kami gunakan untuk bersantai di salah satu cafe. Nyeruput capuccino dan menulis postcard untuk keluarga jadi pilihan saya sedang sahabat saya membaca buku. Ngobrol sana-sini, akhirnya lapar juga...dan kami putuskan untuk makan saja di cafe itu...menu ala eropa yang standard saja, kami makan sup jamur, sosis dan pasta kentang saja. Sembari mencari lokasi berikutnya maka kami putuskan untuk saatnya ke museum. Dari Kensington Park Road berhubung ada bus tingkat yang menuju ke arah Queen Gate maka pergilah kami ke yaitu: Natural History Museum.


Salah satu motto yang kami pegang apabila berpergian ke salah satu tempat terkenal, maka kunjungan ke museum tidak boleh dilewatkan. Nah, lagi-lagi berhubung di London....maka menurut saya, kota ini sangat-sangat ”murah hati” menawarkan museum-museumnya kepada semua pengunjung dengan tanpa memungut bayaran, alias gratis! Yup, ngga usah bayar..maka anda bisa menikmati koleksi spektakuler plus menambah pengetahuan, disamping berwisata. Maka saya cukup menyarankan satu hal....jangan lewatkan museum-museum di London.
Muter sana dan sini di Natural History Museum yang besaaaar pisan...memakan waktu mulai dari selesai makan siang saat museum tutup pukul 18.05 ternyata belum cukup! Masih banyak yang terlewatkan...sampai saya mikir perlu waktu 1 hari full untuk didedikasikan menikmati 1 museum saja. Bayangkan saja di museum ini, tidak hanya menyuguhkan koleksi flora dan fauna, namun juga berbagai macam interaktif koleksi museum untuk dicoba oleh pengunjung dari mulai pengetahuan alam, ilmu biologi, ilmu bumi, ilmu ke-teknik-an ada disitu. Baru saya tau. Salah satu koleksi di museum itu yang cukup membuat saya manggut-manggut melulu adalah kerangka ikan paus si Blue Whale yang terkenal itu. Blue Whale adalah binatang mamalia laut terbesar yang masih eksis di bumi ini. Bayangkan saja...25 meter panjangnya! Hall tempat kerangka ikan tersebut dipajang merupakan hall favorit saya selain hall yang berisi tentang dinosaurus dan galaksi planet angkasa luar.

Eh ya, disalah satu koleksi Natural History Museum, ada pula hall yang khusus membahas tentang gunung berapi. Dan bisa ditebak, ya pasti...disitu ada juga artikel tentang gunung berapi di Indonesia seperti bisa dilihat di foto. Macem-macem bangetlah koleksi yang ada disitu, dan yang pasti tidak akan bosan. Maka, saya bisa pahami, bagaimana enjoy-nya berwisata di museum apabila museum tersebut memang menarik dan informatif. Banyak keluarga dengan anak-anak kecil terhanyut dalam nuansa pengetahuan segala umur. Di satu pihak, museum itu gratis jadi memberikan kesempatan terbuka bagi siapa saja dengan biaya nol, sudah gratis, ada media interaktif dan sangat menarik pula.

Hujan rintik masih saja belum usai sampai pada saat kami meninggalkan museum, maka karena sudah saatnya makan malem...maka kami putuskan untuk makan malam sebelum balik ke hotel lagi. Dengan menggunakan underground, maka menujulah kami ke stasiun Piccadilly Circus yang terletak bener-bener di jantung kota London.

Malam itu, kami tidak punya hasrat spesial pengen makan apa...hehehe mungkin karena sudah cape n lapar..jadi setelah beberapa kali muter sana dan sini...terlihatlah di pojok sudut Charing Cross Street terpasang papan restoran Lebanon. Wah, boleh juga niih ala timur tengah. So, kami pun makan disana. Jujur, saya lupa makanan apa yang kami pesan...cuman kebetulan di restoran itu, kami ngga begitu puas dengan makan malam kami. Menunya kok standar saja padahal tadinya kami yakin kalo masakan Lebanon mantab. Cuman, mungkin karena restorannya itu kali yah’..., saya yakin pasti masakan Lebanon enak-enak...nyummmi. Aniwei, untuk melengkapi kekurang-puasan kami dengan makan malem...maka kami berganti tempat untuk mencari desert. Alhasil, di sebuah cafe kecil yang manis di daerah Soho, kami pun tersenyum puas sebelum akhirnya kembali ke hotel sekitar hampir tengah malam.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

Wednesday, April 02, 2008

Diary London (part 2)

Pesawat SAS membawa saya dan sahabat karib saya dari airport Oslo, Gardermoen menuju airport London City. London memiliki 5 airport yaitu Heathrow, London City, Gatwick, Luton dan Stansted. Alasan mengapa kami memilih London City airport karena hanya inilah satu-satunya airport yang letaknya paling dekat dengan pusat kota London. Berhubung aiport ini yang paling dekat dengan kota London, maka peraturan yang jelas yaitu ukuran pesawat yang mendarat disitu tak boleh besar besar segedhe boeing yang mendarat di Heathrow misalnya.

Sesampainya di London City airport, karena sudah membaca informasi terlebih dahulu, maka kami langsung menuju loket DLR (Docklands Light Railway) untuk membeli tiket kereta lokal (DLR) menuju London. Kami membeli travelcard yang berlaku untuk 7 hari: travel as much as you want inside London area using tube (London underground), DLR, London Overground services, trams, national train, and bus. Kartu ini sangat praktis dan murah biayanya dibanding musti membeli tiket pada saat akan bepergian yang lumayan mahal harganya.

Dari London City menuju pusat kota London sangat praktis menggunakan kereta DLR yaitu rangkaian 2 – 3 gerbong kereta otomatis tanpa dikemudikan oleh masinis kereta. Dari DLR, kami stop di stasiun Canning Town untuk berganti memakai kereta bawah tanah (Underground) menuju stasiun Pimlico. Saya excited banget pengen tau kaya apa siih underground si London yang terkenal ini, hihihi lagi2 narsis…wah akhirnya ngerasakan juga Underground-nya London. Memang berasa “beda” dengan underground kota kota besar lain yang sudah pernah saya kunjungi. Paling tidak, di London, hampir semua stasiun underground relatif cukup besar dan kompleks menurut penilaian saya, baik dari segi kapasitas ruangan bawah tanah maupun kapasitas media transport keretanya. Waktu sela antar kereta yang satu dengan kereta yang lain tidaklah lama. Namun satu persamaan yang ada antara underground yang pernah saya pakai, informasi dari si masinis kereta selalu cepat diberikan kepada penumpang dengan sistem mikrofon apabila kereta tiba-tiba berhenti baik mendadak maupun aga' lama. Hal ini tentu saja membuat penumpang tenang.

Sampai di stasiun Pimlico, kami cukup jalan 5 menit menuju hotel. Setelah check in, kami cuman menaruh barang bawaan dan selebihnya langsung sedikit eksplore London daerah yang dekat dengan hotel kami. Berhubung saat itu sudah jam makan siang, maka kami mencari restoran yang dekat. Hehehehe, terus terang nih, sebelum kami ke London, saya sudah survey di internet terutama restoran yang dekat dengan hotel…supaya praktis di kala lapar. Saya dan sahabat saya memang sudah berkomitment mau nyoba makan makanan dari berbagai macam negara, alias ngga mau makan makanan yang sama di satu restoran…namanya juga pas di London, kota yang terkenal dengan multicultural…maka sayang kalau dilewatkan kesempatan ber”wisata kuliner” pula. Untung banget kami punya interest yang sama soal makanan.

Restoran pertama kami di London adalah restoran Thailand dengan makanan pedas-nya yang khas…selebihnya: puas! Setelah itu kami mulai eksplore kota London…Westminster Catedral, Victoria Street, Green Park plus Buckingham Palace dan tak lupa sedikit melewatkan senja di St. James’s Park. Suasana hari yang sedikit panas lambat laun menjadi sedikit mendung menjelang sore...maka bergegas kami kembali ke hotel karena angin cukup kencang..membuat badan aga tak nyaman. Ah, sempat mampir pula kami ke salah satu toko buku di Victoria St. dalam perjalanan kembali ke hotel. Seneng banget karena saya beli buku terbaru Paulo Coelho yang judulnya "Brida" dengan harga fantastis murah (maksudnya dibanding kalo beli di Norway)!

Kembali ke hotel hanya sekedar untuk istirahat sebentar, berbenah barang bawa'an dan selanjutnya….yup, mencari sasaran restoran terdekat. Menengok catatan saya tentang restoran sekitar restoran, maka kami jadi selera pengen makan makanan Mexico. Maka berjalanlah kami menuju lokasi. Waduuuuuuh, sayang disayaaang...restorannya tutup! Celaka! Hahahaha, padahal suasana malam itu aga' kurang nyaman dengan angin sedikit kenceng (jadi mikir...aduuh ke London pas masih musim dingiin siih...makanyaa!). Tapi 'tak apalah...kami putuskan untuk tetap jalan menyusuri Vauxhal Bridge Road. Tepat sebelum kami sampai di putaran Victoria stasiun, kami lihat salah satu restoran yang cukup asik. Maka jadilah kami tengok dan akhirnya makan malam disitu.

Kali ini restoran Amerika. Menu yang ada bervariasi...cumaaaan berhubung saya tengok sini dan sana (kebiasa'an khas yang ngga mudah dihilangkan, clingak clinguk intip menu orang lain demi mendapatkan ide mau pesen apa)...kok hampir kebanyakan orang pada pesen iga bakar yaaaah. Maka, aha! pesanlah kami menu makan malam iga bakar plus plus. Artinya plus sup ayam, kentang goreng, onion ring, dan chicken wings menjadi pelengkap kami hari itu. Harganya 'tak begitu mahal...dan cukup budget wise hihihi. Ini sedikit saya share menu makan malam kami.

Labels: ,

--------------------oOo--------------------

Tuesday, April 01, 2008

Diary London (part 1)

( pic )


Waah puji Tuhan, akhirnya cita-cita saya kepingin liburan ke London, ibu kota negara Inggris ini menjadi kenyataan. Cihui!

Kembali ke liburan paska yang baru saja berakhir, hiks!...ceritanya saya mau share pengalaman liburan ke London. Sebetulnya liburan ini memang sudah aga’ lama saya rencanakan dikarenakan satu alasan logis, ”aji mumpung” punya visa UK yang baru akan habis akhir April ini. Membayangkan saya musti sibuk lagi urus-urus visa UK, saya udah males duluan. Jadi ”mumpung” saya masih punya visa UK yang masih berlaku jadilah mengapa tidak saya gunakan untuk liburan ke London. Kalo mau sedikit narsis, London gitu looh!

Cari-cari hari libur yang aga panjang, jadinya saya putuskan untuk pergi ke London tepat pada liburan paska. Di Norway sini, menurut kalender yang berlaku, liburan paska dimulai dari hari kamis putih (skjærtorsdag), jumat agung (langfredag), sabtu (påskeaften), minggu paska (1. påskedag), dan senin (2. påskedag). Satu lagi spesial, bukan berarti promosi, kantor tempat saya bekerja ”menambah” hari libur bagi semua karyawannya yaitu dari hari senin, selasa dan rabu sebelum hari kamis putih. Oiiih, jadi ya full 1 minggu kami libur kerja. Jeeep, demi menambah jam liburan..maka saya ambil off day, diluar cuti, pada hari jumat sebelumnya, tepat saya berangkat liburan ke London. Jadilah liburan paska ini total 11 hari lamanya.

Satu yang berkesan untuk liburan ini, saya begitu ”rajinnya” cari informasi sebanyak-banyaknya tentang London. Entah karena saking senengnya mau ke London, entah saking groginya mau ke London, entah saking banyaknya tempat yang pengen saya kunjungi, entah karena London adalah ”kota impian” saya untuk dikunjungi (perasaan jaman saya SD udah pengeeen bangeet ke London), entah sayanya yang masih rada ndeso mengingat London salah satu kota penting di Eropa tanpa mengecilkan kota-kota besar lainnya, entah karena saya tipe orang yang ngga suka ”mendadak” datang ke suatu tempat tanpa mengetahui informasi tentang tempat tsb....entahlah!

Sebetulnya sih informasinya standar saja seperti: transportasi, hotel, tempat-tempat wisata, cuaca, restoran, tempat shopping, fasilitas listrik (colokan 2 atau colokan 3), dll. Namun dengan memiliki informasi dasar ini, jadinya saya ngga bengong-bengong amat kalo udah di London. Setelah beberapa kali liburan ke beberapa tempat, pengalaman saya sih: asal kita punya peta dan tahu gimana sistem transportasi di kota tersebut...beres! Mau kemana-mana asal punya modal ini sih pe-de ajah!

Jadilah, saya pengen mengisahkan cerita saya berlibur ke London dalam beberapa bagian…hehehe ‘tak apalah saya sedikit narsis…kan tak apa sharing pengalaman…siapa tahu dear readers ada yang mau ke London jadi bisa tahu informasi tentang London sebelum kesana…so, enjoy!

Labels: ,

--------------------oOo--------------------